Notification

×

HOME

Populer

https://www.mediagardakeadilannews.com


 

Slider

Sabtu, 29 Oktober 2022

Maraknya bisnis joki skripsi dan pengguna jasanya menjadi bukti kegagalan sistem pendidikan tinggi di Indonesia.




Jakarta-gardakeadilannews.com

Praktik ini memiliki konsekuensi hukum yang berat, mulai denda Rp 200 juta hingga hukuman penjara 6 tahun.

Rubi—bukan nama sebenarnya—sudah putus asa dengan skripsinya. Sudah empat tahun sejak 2019 hingga 2022, mahasiswa ilmu politik di salah satu universitas negeri di Malang, Jawa Timur, ini berupaya merampungkan tugas akhirnya tapi tak kunjung kelar. Kesibukannya sebagai pegawai koperasi di Pasuruan, Jawa Timur, dan guru les pribadi membuatnya kesulitan membagi waktu antara pekerjaan dan urusan kuliah.

“Aku merasa kok nggak selesai-selesai ya skripsiku ini, nggak maju-maju,” kata lelaki berusia 27 tahun itu saat berbincang dengan reporter detikX pekan lalu.

Semenjak ayahnya meninggal pada 2019, Rubi harus menjadi kepala rumah tangga dan menopang kebutuhan keluarga. Itulah mengapa Rubi memutuskan bekerja sebagai pegawai koperasi dan guru les pribadi kendati kuliahnya belum selesai.

Meski begitu, Rubi masih memiliki keinginan menjadi sarjana ilmu politik. Akhirnya Rubi memutuskan menggunakan jasa joki skripsi. Rubi merogoh kocek Rp 5 juta untuk meminta joki sewaannya ini untuk mengerjakan seluruh bab skripsinya.

“Tetapi tetap penelitian ke lapangannya aku. Aku tinggal minta joki yang baru ini untuk buat laporannya,” jelas Rubi.

Setali tiga uang dengan Rubi, Dana—bukan nama sebenarnya—mengalami kendala yang sama dalam menyelesaikan skripsinya. Sejak 2019, dia disibukkan dengan pekerjaan sebagai peneliti di salah satu lembaga riset politik di Jakarta. Lelaki berusia 24 tahun ini mengaku kesulitan membagi waktu antara kuliah dan pekerjaannya. Sementara itu, pihak kampus seolah tidak peduli dengan apa yang dilakukan Dana di luar sana.

Dia melihat ada celah pengawasan dari pihak kampus yang tidak maksimal terhadap hampir semua mahasiswa tingkat akhirnya. Dana berpikir, daripada pusing-pusing mengurus skripsi yang ujungnya hanya soal selembar ijazah dan belum tentu menjamin dia mendapatkan pekerjaan layak, lebih baik dia berfokus pada pekerjaannya yang sekarang untuk membangun karier.

Dana pun akhirnya menggunakan jasa joki skripsi untuk menyelesaikan tugas akhirnya di kampus. Dana mengaku hanya mengeluarkan uang Rp 4,5 juta untuk menyelesaikan semua bab penelitiannya. Hasilnya, Dana berhasil lulus kuliah lewat ‘jalur joki’ pada akhir 2021.

Ini bukan masalah kemampuanku menulis atau gimana ya, cuma karena waktu itu kebetulan bertabrakan sama proyek penelitianku juga,” kata Dana kepada reporter detikX melalui telepon pada Kamis, 21 Oktober 2022.

Adanya orang-orang seperti Rubi dan Dana memunculkan kebutuhan baru jasa ‘pabrik skripsi’. Jasa joki tugas akhir yang dulu hanya dilakoni oleh individu pun kini sudah beralih ke jasa yang dikerjakan oleh kelompok dan berbadan hukum. Yanto—bukan nama sebenarnya—misalnya. Dia bersama rekan-rekannya sudah membuka jasa joki tugas akhir yang resmi terdaftar di Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Melalui sebuah laman sederhana di internet, Yanto dan rekan-rekannya menawarkan jasa pengerjaan tugas akhir, mulai skripsi, tesis, hingga disertasi. Pengerjaannya dilakukan secara profesional dengan merekrut lulusan-lulusan universitas ternama dari berbagai jurusan untuk menjadi peneliti maupun jokinya. Setiap jurusan punya penanggung jawab jokinya sendiri-sendiri. Misalnya, skripsi jurusan hukum akan dikerjakan lulusan hukum, atau jurusan pendidikan akan digarap oleh joki dari lulusan pendidikan juga, begitu pula dengan jurusan lainnya.

Yanto mengaku, dengan membuka jasa joki ini, kini perusahaannya sudah bisa menghidupi sekitar 60 karyawan. Omzet perusahaannya setiap bulan paling sedikit Rp 50 juta. Sejak resmi dibuka padya 2010, total sudah ada 15 ribuan tugas akhir yang digarap perusahaan Yanto.

“(Rentang harga) tergantung dari kriterianya, sama ting



Kegagalan Sistem PendidikanTerlepas dari adanya sanksi hukum bagi joki dan yang menggunakan jasanya, pengamat pendidikan Vox Populi Institute Indra Charismiadji memandang, maraknya praktik perjokian ini justru menjadi bukti sahih gagalnya sistem pendidikan di Tanah Air. Hasil penelitian atau skripsi sebagai syarat mutlak kelulusan dari perguruan tinggi, menurut Indra, justru menjadi sumber masalahnya.
Indra berkaca pada universitas-universitas di Amerika Serikat, yang sejak 1990-an sudah tidak lagi mensyaratkan skripsi untuk mandatori kelulusan. Di Amerika, kata Indra, mahasiswa strata satu (S1) hanya diminta membuat laporan atau paper di setiap mata pelajaran sebagai syarat kelulusan. Basis penulisan laporan ini bertujuan memantapkan kemampuan akademik mahasiswa, sehingga relevan dan dapat digunakan saat mereka memasuki dunia profesional.
Jika dibandingkan dengan Negeri Abang Sam, kini pola pendidikan di Indonesia sudah tertinggal 20 tahun lebih. Itulah mengapa Indra pun meyakini, jika terus menggunakan pola yang sekarang, sumber daya manusia Indonesia tidak akan pernah maju.
“Saya sudah sering ngomong nih, andai kata semua dosen kita diganti sama semua profesor Harvard (Harvard University), mutu pendidikan tinggi kita tetap buruk,” tegas Indra saat dihubungi reporter detikX pekan lalu.
Sependapat dengan Indra, pengamat pendidikan Andreas Tambah memandang praktik perjokian menjadi suatu bisnis menggiurkan justru lantaran kebijakan perguruan tinggi itu sendiri. Syarat skripsi untuk kelulusan dianggap Andreas sudah tidak lagi relevan dengan kebutuhan pendidikan di era sekarang. Apalagi terlalu banyak celah untuk mengakali syarat kelulusan yang satu ini, termasuk dari segi pengawasan.
Mestinya, kata dia, universitas saat ini sudah berfokus pada pembentukan kapasitas mahasiswa untuk menyongsong dunia profesional. Misalnya, dengan mengganti syarat skripsi dengan praktik magang di perusahaan. Dengan begitu, lulusan universitas di Indonesia langsung memiliki bekal yang bagus untuk terjun ke industri.
“Solusinya itu saja, deh, sehingga jelas perusahaannya mana, aktivitas mahasiswa tersebut apa, berapa lama. Nanti kan ada laporan dari atasannya. Sehingga pengawasannya jelas. Kalau bohong pun, akan ketahuan,” pungkas Andreas kepada reporter detikX.

(Red*)

Sumber :detikX
Reporter: Fajar Yusuf Rasdianto, Rani Rahayu
Penulis: Fajar Yusuf Rasdianto
Editor: Dieqy Hasbi Widhana
Desainer: Luthfy Syahban

Semua Bisa Jadi Penulis Novel Online




Jakarta-gardakeadilannewd.com
“Apalagi setelah orang dengar kalau bayaran nulis di online lebih besar dari pada dicetak, orang berbondong-bondong nulis ke online.”

Sesama penulis pasti tahu bagaimana susahnya menembus penerbit nomor satu di Indonesia. Bahkan, ada yang bilang menerbitkan buku di penerbitan mayor lebih rumit dari pada proses menulis itu sendiri.
Majarani pernah merasakan sakitnya ditolak mentah-mentah oleh penerbit. Perempuan yang akrab disapa Maja ini memang tidak seterkenal Andrea Hirata atau Tere Liye. Tapi setidaknya ia sudah punya basis penggemar.
Setiap melakukan penerbitan mandiri, setidaknya ia bisa mencetak seribu buku sekaligus. Maja mengira dengan bekal tulisan indie itu naskahnya bakalan lolos seleksi.
“Naskah saya ditolak karena katanya tulisan saya terlalu telling banget, show-nya kurang,” tutur perempuan yang akrab disapa Maja ini.
Dalam dunia kepenulisan, ada teknis menulis bernama "show, don’t tell". Kedua teknik itu digunakan untuk mendeskripsikan alur cerita kepada pembaca. Teknik telling menggunakan deskripsi yang jelas sedangkan dengan teknik showing, pembaca harus mengambil kesimpulan sendiri.
Untungnya setelah ditolak penerbit, Maja tidak langsung putus asa. Ibu rumah tangga ini mencoba peruntungan melalui jalur lain “Saya mending cari tempat lain yang lebih okey lah. Saya mencari tempat lain yang bisa menerima karakter tulisan saya,” ujar perempuan asal Tasikmalaya, Jawa Barat, kepada detikX.
[29/10 7:39 PM] RjnTangisihombing: Maja memilih menuangkah naskahnya di platform novel online berbasis website atau aplikasi di PlayStore yang kini tengah berjamuran. Dengan kehadiran platform novel online, pada dasarnya siapapun bisa saja menerbitkan karya.
“Apalagi setelah orang dengar kalau bayaran nulis di online lebih besar dari pada dicetak, orang berbondong-bondong nulis ke online. Mudah banget soalnya. Kita bisa upload tulisan kita sendiri di aplikasi tanpa ada proses edit,” ujar ibu empat anak ini.
Berawal di tahun 2018, Maja mulai aktif menulis di KBM App. Sebuah aplikasi membaca dan menulis online yang berawal dari Komunitas Bisa Menulis. Di KBM, Maja kini sudah menerbitkan 40 judul novel online. Dalam waktu dua tahun saja, ia sudah berhasil meraih peringkat tertinggi di KBM App yaitu Emerald. Peringkat ini ditentukan dari jumlah penghasilan yang diraih oleh penulis.
“Jadi di KBM App ada lima tingkatan. Yang pertama ada Star dengan penghasilan Rp 5 juta, Bronze Rp 10 juta, Silver Rp 25 juta, Gold Rp 50 juta, Platinum Rp 100 juta dan Emerald Rp 500 juta,” katanya. Di KBM App, Novel berjudul Misteri IUD di Rahim Hana yang Maja tulis berhasil menorehkan rekor pendapatan tertinggi yaitu sebesar Rp 66 juta dalam sebulan.
Selain di KBM App, Maja juga sempat menulis di NovelMe, Watpadd dan kini sedang aktif menulis di aplikasi Fizzo. Di Fizzo, Maja merupakan penulis jalur undangan yang mendapat kontrak ekslusif. Setiap aplikasi novel online punya ketentuan masing-masing dalam menentukan metode pembayaran penulis.
“Konon katanya bayaran saya di Fizzo termasuk yang paling besar, tapi saya nggak bisa spill jumlahnya berapa. Karena sebelum kontrak sudah ada perjanjian tidak boleh disebutkan nominalnya,” kata Maja.

Sebagai ibu rumah tangga, Maja tak menyangka penghasilan yang ia dapatkan dari hobi menulis itu bisa membantu keuangan keluarganya. Terutama ketika usaha yang dijalankan suaminya sedang tergoncang karena pandemi COVID-19.
“Suami nggak bisa buka usaha terpaksa tutup. Alhamdulillah terbantu dari penghasilan saya menulis. Padahal dulu targetnya cuma biar bisa menghasilkan Rp 3 juta sebulan. Ternyata takdir nggak ada yang pernah tahu,” ungkapnya.
Meski kehadiran novel online membuka banyak peluang untuk penulis pemula, namun Maja kerap menyayangkan penulis novel online yang tidak memperhatikan teknik penulisan dalam menerbitkan karyanya, termasuk mereka yang kerap menggunakan kata-kata mengandung unsur pornografi secara eksplisit.
“Kualitas penulisan ala kadar, teknik menulis kayak huruf besar kecil atau tanda petik suka salah. Tapi penulisnya tetap nekat diterbitin dan novelnya tetap laris,” kata penulis novel A Lovely Surrogate Mother ini.
“Pembaca online nggak peduli teknik dasar penulisan. Asal ceritanya menarik, mengandung unsur dewasa, udah pasti laku. Penulis mau background apa pun bisa masuk di sini.
(Red*)

Sumber,Detik X
Penulis: Melisa Mailoa
Editor: Irwan Nugroho

SMP Negeri 1 Tambun Selatan mengadakan Pelantikan Perkemahan Anak Baru ( P2AB)




Kabupaten Bekasi-gardakeadilannews.com
SMP Negeri  1 Tambun Selatan mengadakan  Pelantikan Perkemahan Anak Baru ( P2AB) selama dua hari yaitu 28-29 Oktober  dilapangan  sekolah. Acara ini juga menampilkan berbagai kegiatan seperti paduan suara, pramuka, paskibra, PMR,dll
Peserta kali ini adalah kelas 7 sementara Panitia inti kelas 8-9 .
Kepala SMP Negeri 1 Tambun Selatan Hj.Annisa SPd, MPd mengatakan bahwa kegiatan  Perkemahan Pelantikan Anggota Baru (P2AB) sudah merupakan ciri khas sekolah kita dan sudah berjalan sebelumnya akan tetapi kegiatan ini terhenti selama 2 tahun akibat Indonesia dilanda Pandemi Covid 19, ujarnya
Dikatakannya Hj. Annisa kegiatan  adalah sebagai wadah untuk pengembangan dan penyaluran minat bakat siswa bukan hanya tempat bagi siswa bersenang senang setelah belajar seharian di dalam kelas, justru ekstrakurikuler ini bisa dijadikan tempat melampiaskan hobi secara positif, ucapnya.



Dilanjutkan Hj. Annisa bahwa kegiatan ini  sangat mendukung suatu proses pembentukan karakter siswa sejak awal, apapun bentuk ekstra yang diikuti, paling tidak siswa bisa belajar untuk berkomunikasi dengan teman sejawat, melatih mental dan tentunya belajar cara berorganisasi yang benar artinya bagaimana membangun jiwa korsa , ungkap Hj Annisa

Ini juga merupakan bentuk program sekolah yang masuk ke dalam penilaian raport,  siswa wajib minimal mengikuti 1 ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan bakatnya masing masing, kata Hj. Annisa
Kepala Sekolah ini  juga mengungkapkan bahwa kegiatan P2AB ini didukung serta dihadiri oleh alumni, bahkan kegiatan ekstrakurikuler disekolah banyak alumni dengan sukarela ikut melatih tanpa dibayar,tuturnya

Bambang S, Komite SMP Negeri 1 Tambun Selatan ketika ditemui awak Media,saat kegiatan P2AB mengatakan sangat mendukung  kegiatan P2AB diadakan kembali  karena pihaknya menilai kegiatan ini sangat positif  dimana antara siswa bisa saling mengenal, dilatih untuk bertanggungjawab bertukar pendapat, bersosialisasi,
serta kemandirian para siswa, ujarnya
Dilanjutkan Bambang,  selama  untuk kemajuan sekolah serta didukung para orangtua murid, kami selaku pihak komite akan terus mendukung kegiatan seperti ini,ungkapnya

Sementara itu, Hani dan Putri (Orang Tua siswa kelas 8,9)  yang hadir saat pelaksanaan kegiatan saat dimintai komentarnya  mengatakan sangat mendukung diadakanya kembali kegiatan tersebut karena para siswa yang baru ( kelas 7) dilatih untuk disiplin,mental serta lebih dekat lagi dengan  teman-temanya, pungkasnya.

Saya orang tua  mendukung penuh apa yang sudah menjadi minat dan bakat mereka. Karena masa depan tidak hanya di tangan mereka saja akan tetapi tangan orang tua juga ikut andil dalam bentuk dukungan berupa fisik, psikologi maupun materi"
Rahman Kelas 7 saat dimintai komentarnya terkait kegiatan P2AB mengatakan sangat senang dan terhibur  adanya kegiatan tersebut, ucapnya
Kita sangat terhibur dengan adanya kegiatan ini, karena setiap hari kita belajar tentunya kita ada rasa bosannya tapi dengan adanya kegiatan ini menjadi penyemangat sekaligus kesempatan untuk bersantai dari rutinitas " tuturnya mengakhiri.(Red*)